Kembangkan Inovasi Besi Bekas dan Kantong Semar di Lahan Gambut, Kilang Pertamina Sungai Pakning Sabet 2 Penghargaan

DUMAI (DUMAIPOSNEWS)- PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Unit Dumai melalui unit operasi Production Kilang Pertamina Sungai Pakning kembali menorehkan prestasi gemilang di kancah nasional dengan meraih dua penghargaan, yaitu Gold dan Bronze pada ajang Eco-Tech Pioneer & Sustainability Award (EPSA) 2025, yang diselenggarakan oleh Departemen Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro (UNDIP) di Hotel Padma Semarang, Minggu (31/8).

Penghargaan Gold kategori Ecosystem Protection diraih Kilang Pertamina Sungai Pakning atas keberhasilannya dalam upaya konservasi in situ terhadap keanekaragaman Kantong Semar (Nepenthes spp.) melalui pelestarian mikrohabitat alami pada lahan gambut bekas kebakaran seluas 1,1 hektar di kawasan Arboretum Gambut “MARSAWA”. Lahan yang sebelumnya rusak akibat kebakaran dan alih fungsi, kini berhasil direstorasi dan mengembalikan fungsi ekologis serta pemulihan fungsi hidrologis gambut

Area Manager Communication, Relations & CSR PT KPI Unit Dumai Agustiawan mengatakan pencapaian keberhasilan tersebut lahir dari sinergi dan kolaborasi erat antara Perusahaan, pemangku kepentingan setempat dan masyarakat sekitar. Ia menjelaskan, upaya konservasi tersebut berhasil meningkatkan populasi kantong semar dan vegetasi endemik lainnya, serta menjaga keanekaragaman hayati ekosistem gambut di kawasan Arboretum MARSAWA.

“Penghargaan EPSA 2025 ini menjadi bukti nyata komitmen kami dalam mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola guna mendukung upaya pemerintah dalam menjaga kelestarian ekosistem gambut yang menjadi nadi kehidupan masyarakat di Sungai Pakning. Komitmen ini akan terus kami jaga dan tingkatkan untuk memberikan manfaat yang lebih luas lagi bagi masyarakat,” jelasnya.

Restorasi ini terbukti mampu menyerap sekitar 22–33 ton CO₂ per tahun dan mencegah potensi emisi hingga 60,5 ton CO₂ dari ancaman kebakaran. Selain manfaat ekologis, program ini juga memberikan dampak sosial dengan meningkatnya literasi lingkungan dan perubahan perilaku masyarakat yang kini juga bertransformasi sebagai pelaku utama konservasi, serta terbukanya peluang ekonomi baru melalui pengembangan ekowisata edukatif.

Agustiawan menambahkan, “Inisiatif yang secara berkelanjutan ini juga menjadi wujud nyata tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) perusahaan, sekaligus mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) serta tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya terkait Pendidikan Berkualitas, Penanganan Perubahan Iklim, Ekosistem Daratan dan Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan.

Sedangkan penghargaan Bronze kategori Eco-Cycle Innovation juga berhasil dicapai Kilang Pertamina Sungai Pakning berkat inovasi unggulannya dalam memanfaatkan limbah non-B3 Perusahaan, yakni besi bekas proyek di Kilang yang sudah tidak terpakai sebagai bahan utama sebagai alat uji tekanan hidrostatik pada selang pemadam kebakaran.

Inovasi ini dirancang mengacu pada standar keselamatan NFPA 1962 Chapter 4, dengan kemampuan pengujian minimal 300 Psi (20,7 bar). Sebelumnya, pengujian hanya mengandalkan pompa air Fire Truck yang tekanannya terbatas pada 12 bar, sehingga berisiko merusak pompa dan menimbulkan bahaya.

Manager Production PT KPI Unit Dumai Operasi Sungai Pakning, Ririanti Safrida, mengungkapkan bahwa inovasi yang diciptakan oleh Perwira Kilang Sungai Pakning melalui program Continuous Improvement Program (CIP) ini tidak hanya meningkatkan aspek keselamatan kerja, khususnya tim Fire Brigade sebagai garda terdepan dalam penanggulangan kebakaran, tetapi juga mendukung efisiensi biaya dan prinsip keberlanjutan.

“Inovasi ini menjadi bukti komitmen kami dalam menjaga keselamatan pekerja sesuai standar internasional tanpa harus melakukan investasi besar, sekaligus mendukung program keberlanjutan Perusahaan. Satu unit alat Hydrostatic Test mampu menguji hingga 4 selang sekaligus, sehingga prosesnya jauh lebih cepat dan efisien,” jelasnya

Lebih lanjut, Ririanti menyebutkan sepanjang tahun 2024, Kilang Pertamina Sungai Pakning berhasil membuat 12 unit alat Hydrostatic Test, yang mempercepat proses pengujian hingga tiga kali lebih cepat dan hanya memerlukan dua personel dalam pengoperasiannya.

Upaya pemanfaatan limbah besi bekas ini juga menunjukkan komitmen dan kemampuan Kilang Sungai Pakning dalam mengelola limbah non-B3 berupa besi bekas dari kilang,dan mengurangi timbunan limbah besi sebesar 28,74%, atau setara dengan 0,24 ton pada tahun 2024.

Inovasi ini turut menegaskan komitmen Kilang Pertamina Sungai Pakning dalam mendukung capaian SDGs pada poin ke-12 tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, khususnya target 12.5 untuk mengurangi timbulan limbah melalui upaya pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan pemanfaatan kembali. Pencapaian ini semakin memperkuat rekam jejak keberlanjutan Kilang Pertamina Sungai Pakning, yang sebelumnya telah meraih PROPER Emas sebanyak tujuh kali.(rio)