DUMAI (DUMAIPOSNEWS) – PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Refinery Unit II Dumai melalui dua unit operasinya, Kilang Dumai dan Kilang Sungai Pakning, kembali mencetak prestasi gemilang dalam ajang CSR & Pengembangan Desa Berkelanjutan (PDB) Awards 2025.
Penghargaan yang diselenggarakan oleh Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal bekerjasama dengan Indonesian Social Sustainability Forum (ISSF) ini berlangsung pada Selasa (30/9) di Hotel Bidakara, Jakarta.
Dalam ajang ini, Kilang Dumai berhasil meraih Silver Award berkat program CSR Bedelau Minapolitan dengan nilai 84,75. Sementara itu, Kilang Sungai Pakning berhasil meraih Gold Award berkat program Pengembangan Budidaya Lebah Madu Hutan Gambut dengan nilai 90,00.
Area Manager Communication, Relations, & CSR PT KPI RU II Dumai Agustiawan mengatakan bahwa setiap inisiatif CSR perusahaan disusun berdasarkan dengan persoalan yang ada ditengah masyarakat, khususnya yang berada disekitar wilayah operasi Perusahaan. “Bagi kami, keberhasilan kinerja perusahaan tidak hanya diukur dari keandalan operasi, tetapi juga dari seberapa besar manfaat yang bisa dirasakan masyarakat, salah satunya dari program CSR. Oleh karena itu, setiap program CSR kami rancang berdasarkan kebutuhan riil agar hasilnya berkelanjutan dan memberi nilai tambah bagi komunitas lokal,”jelasnya.
Ia menegaskan, “Penghargaan CSR yang kembali kami raih hari ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi strategis antara dunia usaha dan lembaga sosial dapat membantu dalam percepatan pembangunan desa serta percepatan daerah tertinggal Hal tersebut sekaligus menjadi dorongan bagi kami untuk terus menghadirkan program CSR yang berdampak nyata, selaras dengan prinsip ESG serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs),” kata Agustiawan.
Ajang penghargaan ini diikuti sekitar 137 peserta dari berbagai lembaga dan perusahaan di Indonesia yang telah berkontribusi dalam mendukung percepatan pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat, serta penguatan ekonomi lokal. Acara ini turut dihadiri oleh Menteri Desa dan PDTT (Mendes PDT) RI Yandri Susanto, S.Pt, M.Pd, bersama Wakil Menteri Ahmad Riza Patria, serta sejumlah pejabat Kemendes-PDTT. Hadir pula dalam kesempatan tersebut Menteri Koordinator Bidang Pangan Indonesia Zulkifli Hasan.
Program Bedelau Minapolitan yang dikembangkan oleh Kilang Pertamina Dumai hadir untuk memberdayakan daerah tepi laut dan masyarakat pesisir Dumai yang ada di Kelurahan Mundam dan Tanjung Palas. Inovasi utama dalam program ini adalah hadirnya Alat Pemecah Ombak (APO) Lancang Kuning. APO tersebut telah melindungi 150 meter panjang garis pantai Mundam. Selain itu program ini turut memberi dampak ekonomi bagi 57 dari 70 nelayan ‘Ngokang’ yang kini bekerja lebih aman dan efisien, tanpa bergantung pasang surut, dengan peningkatan hasil tangkapan 15–25 kg sekali melaut.
Melalui unit Kilang Pertamina Sungai Pakning, PT KPI Unit Dumai menghadirkan salah satu program CSR unggulan, yakni pengembangan budidaya lebah madu hutan gambut. Program ini mengubah praktik penyadapan madu liar yang sebelumnya menggunakan teknik pengasapan berisiko kebakaran, menjadi budidaya lebah ramah lingkungan yang dapat dikelola langsung di pekarangan rumah. “Sejak awal, setiap program yang dijalankan, termasuk di Kilang Pertamina Sungai Pakning, dirancang bersama untuk menjawab kebutuhan nyata masyarakat. Keberhasilan pengembangan program ini tentu tidak lepas dari dukungan dan kerja sama masyarakat serta para pemangku kepentingan setempat,” ujar Agustiawan.
Kilang Sungai Pakning juga menghadirkan berbagai inisiatif berkelanjutan, mulai dari pelatihan panen madu tanpa asap, penyediaan kotak sarang dan introduksi beragam jenis lebah, hingga pemanfaatan inovasi teknologi seperti Honey Extractor dan alat pengurang kadar air madu. Program ini turut mendorong diversifikasi produk olahan sekaligus membuka peluang pengembangan eduwisata “Madu Biene”. Dengan pendampingan intensif yang diberikan, Kelompok Madu Biene mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan pendapatan mencapai Rp121.690.000 per tahun, sekaligus berperan dalam menjaga kelestarian ekosistem gambut dari ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Pada kesempatan tersebut, Mendes PDT RI Yandri Susanto mengapresiasi peran aktif berbagai pihak yang telah ikut serta dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di tingkat desa. Menurutnya, hingga kini masih banyak desa di Indonesia yang membutuhkan perhatian serius dan uluran tangan serta pendampingan dari korporasi. Meski 80 tahun merdeka, tercatat lebih dari 10.000 desa tertinggal dan sangat tertinggal yang belum terakses listrik, jaringan internet, sarana pendidikan layak, maupun sumber air bersih.
Oleh karena itu, ia juga menekankan bahwa sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat menjadi kunci penting terwujudnya percepatan pembangunan dari pinggiran yang inklusif dan berdaya saing. Ia juga mengajak seluruh korporasi BUMN maupun swasta untuk bersinergi mengentaskan berbagai persoalan besar di tingkat desa tersebut.
“Kolaborasi harus dibangun sebagai superteam yang saling bergandengan tangan untuk membangun desa sesuai dengan semangat Bangun Desa, Bangun Indonesia,” pungkas Yandri.(rio)