BEM UI Desak Purbaya Dicopot dari Menteri Keuangan Usai Remehkan 17+8 Tuntutan Rakyat

DUMAIPOSNEWS.COM – Aliansi Mahasiswa dan masyarakat sipil kembali menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (9/9). Mereka menuntut Presiden Prabowo Subianto segera mencopot Purbaya Yudhi Sadewa dari jabatannya sebagai Menteri Keuangan.

Kepala Departemen Kajian Strategis BEM UI, Diallo Hujanbiru menilai Purbaya membuat pernyataan kontroversial yang merendahkan 17+8 Tuntutan Rakyat.

“Baru satu hari dia menjabat sebagai menteri dia sudah langsung menyatakan pernyataan yang luar biasanya mengecewakan, luar biasanya menyakitkan bagi masyarakat karena dia mengecilkan suara masyarakat,” ujar Diallo di lokasi.

Ia mengatakan, ucapan Purbaya tidak hanya menyakiti hati rakyat, tapi juga meremehkan penindasan yang selama ini mereka alami.

“Dia mengecilkan penindasan yang dialami oleh masyarakat, dia mengecilkan setiap tuntutan, yang mana tuntutan ini bukan lahir karena ingin menuntut, karena mereka bobrok, karena mereka membunuh saudara mereka, karena mereka tidak memberikan kami hak yang cukup, mending ganti saja, mundur saja,” tegasnya.

Selain Purbaya, BEM UI juga menyoroti pernyataan Penasihat Khusus Presiden Bidang Politik dan Keamanan, Wiranto. Menurut Diallo, ucapan Wiranto yang menyebut tuntutan rakyat 17+8 jika dipenuhi akan membuat repot, menunjukkan ketidakmampuan dirinya sebagai orang dekat Presiden.

“Kemudian ada dari Jenderal Wiranto saya kemarin baca, ‘jika semua dipenuhi repot’. Nggak usah bernegara, pak kalau repot, banyak orang yang lebih kompeten dari anda,” ucapnya.

Tidak berhenti di situ, BEM UI juga menuntut agar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo segera diganti. Ia menegaskan, posisi Kapolri seharusnya diisi oleh sosok yang lebih kompeten dan mengedepankan nilai kemanusiaan.

“Yang paling dekat sebenarnya Kapolri dulu, kita minta untuk dicabut, diturunkan,” ujar Diallo.

“Ganti dengan orang yang lebih kompeten, ganti dengan orang yang lebih memiliki rasa kemanusiaan,” sambungnya.

Menkeu Purbaya Minta Maaf Usai Ucapannya Viral Soal Tuntutan 17+8

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa akhirnya buka suara setelah pernyataannya soal tuntutan 17+8 viral di media sosial dan menuai kritik. Ia menyampaikan permintaan maaf atas kekeliruan penyampaian.

Purbaya menegaskan, maksud ucapannya sama sekali bukan untuk meremehkan suara rakyat. Menurutnya, ketika ekonomi tertekan, justru banyak masyarakat yang terdampak hingga bisa memicu aksi demonstrasi.

“Bukan sebagian kecil. Maksudnya begini, ketika ekonomi agak tertekan, kebanyakan masyarakat yang merasa susah, bu

“Kaget juga. Tapi kan ini proses edukasi ke publik. Ya, nggak apa-apa. Kalau saya salah, saya perbaiki,” tuturnya.

Lebih jauh, Purbaya menegaskan komitmennya untuk memulihkan perekonomian nasional. Fokus utamanya adalah memperluas lapangan kerja agar kesejahteraan bisa dirasakan merata.

kan sebagian kecil ya. Mungkin sebagian besar kalau sudah sampai turun ke jalan. Jadi kuncinya di situ,” kata Purbaya usai bertemu Presiden Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (9/9).

Purbaya pun mengakui adanya kekeliruan dalam ucapannya. Ia tidak menutup diri untuk meminta maaf secara terbuka.

“Jadi, itu maksudnya saya kemarin. Kalau kemarin salah ngomong, saya minta maaf,” ujarnya.

Purbaya mengaku cukup terkejut pernyataannya viral di media sosial. Namun ia menilai hal ini sebagai proses pembelajaran untuk memperbaiki komunikasi publik.

“Ada sesuatu yang bisa diperbaiki yang membuat mereka nanti lebih mudah mencari kerjaan. Semuanya, masyarakat, bisa sejahtera bersama. Itu tujuan utamanya sebetulnya,” imbuhnya.(jpc/***)