Luka mendalam masih dirasakan keluarga almarhum WR Makhfudz Furkhan (55), korban meninggal dunia dalam kecelakaan kerja di Kilang Pertamina Internasional (KPI) beberapa waktu lalu.
Laporan : BAMBANG HENDRIYANTO, Dumai
Menelusuri jalan sekitar 50 meter dari persimpangan masuk ke rumah yang masih terlihat terpasang dua tenda ikatan sosial kematian di Jalan Rawa Sari, Kecamatan Dumai Selatan Kota Dumai, Senin (25/8/2025) sekitar pukul 14.30 WIB, dumaipos-news.com menyambangi rumah petak dua yang menjadi tempat tinggal keluarga Almarhum Makhfudz Furkhan, korban kecelakaan kerja di Area Kilang Pertamina Internasional (KPI) Dumai.
Setibanya dirumah duka disambut oleh anak dan istri almarhum bersama beberapa orang sanak famili yang masih menemani keluarga ini dirumah sederhana berwarna hijau itu
Dari bincang-bincang bersama dumaipos-news.com istri almarhum Tengku Saura bersama anak pertamanya bernama Bella (23) yang kini sudah bekerja di PT Wilmar dan anak bungsunya Rafik (17) yang masih sekolah di pesantren tingkat SMA masih terlihat sedih atas kepergian sang ayah yang dicintai.
Walau berat, namun semua sudah takdir. Akan tetapi melihat saat ini, ramainya pembicaraan dan berita-berita diluaran sana, Bella menyampaikan dan meminta semua pihak untuk tidak lagi memanfaatkan situasi terhadap apa yang dialami keluarganya.
“Pertama-tama, saya, Bella, anak pertama dari almarhum, mewakili keluarga ingin menyampaikan bahwa kami sangat berduka atas berpulangnya ayah saya tercinta. Kehilangan ini tentu menjadi luka mendalam bagi kami sekeluarga. Namun di tengah kesedihan ini, kami juga merasakan perhatian dan kepedulian yang begitu besar dari Kilang Pertamina Dumai,”dalam pernyataan yang disampaikan dengan raut wajah sedih.
Disebutkannya lagi, atas kejadian yang menimpa ayahnya, Direktur Utama PT KPI Bapak Taufik Aditiyawarman yang sebelumnya telah datang langsung ke rumah duka, mendengarkan cerita keluarga, dan memberikan dukungan moral kepada keluarga.
Tidak hanya itu, General Manager RU II beserta jajaran manajemen, juga ibu-ibu PWP, hadir langsung untuk menyampaikan belasungkawa. Perhatian ini sangat berarti bagi keluarga yang ditinggalkan.
Perusahaan juga memberikan banyak bantuan, mulai dari tali asih, konsumsi, hingga kemudahan dalam prosesi pemakaman, termasuk penyediaan ambulans.
“Di tengah rasa duka yang kami alami, kami juga memohon dengan sangat kepada semua pihak yang tidak berkepentingan agar tidak memperkeruh suasana maupun memanfaatkan kesedihan kami untuk kepentingan apa pun. Biarlah kami sekeluarga bisa fokus berduka dan ikhlas melepas almarhum dengan tenang, tanpa adanya tekanan atau isu yang justru menambah beban hati kami,”pintanya didamping sang ibu dan adik yang masih bersekolah di pesantren tingkat SMA serta keluarga lainnya.
Terakhir, atas semua perhatian, dukungan, dan bantuan Kilang Pertamina keluarga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga kebaikan dan kepedulian ini menjadi amal jariyah.
“Kami mendoakan agar Pertamina selalu diberikan keberkahan dalam menjaga keselamatan para pekerjanya,”ungkapnya, yang kini menjadi tulang punggung setelah ayahnya meninggal dunia.
Selain itu, atas peristiwa yang menimpa suaminya, Tengku Saura menyebutkan, sudah mengikhlaskan. Karena tidak semua orang menginginkan kejadian seperti ini, baik perusahaan dan keluarga, namun ini sudah takdir yang menjadi ketetapan Allah SWT.
“Walau kami masih merasa kehilangan, namun ini sudah takdir. Kami mohon doa, semoga suami saya ditempat disurganya Allah,”ungkapnya yang tak kuasa menahan sedih hingga meneteskan air mata.
Saat ditanya, sebelum kejadian ditempat bekerja almarhum tidak ada memperlihatkan keanehan, hanya saja terlihat banyak diam dan beda dengan hari-hari lainnya.
“Tidak ada memperlihatkan keanehan, seperti biasa berangkat kerja dan tiba-tiba kami mendapat kabar duka yang seakan-akan kami tidak percaya atas kabar tersebut,”katanya.
Dikisahkan Tengku Saura, suaminya sudah lebih kurang 25 tahun bekerja di kilang Pertamina Dumai menjadi pekerja Labour Supply (LS) dan terakhir bergabung dengan perusahaan PT Zetwell Quantum Solution. Karena memang setiap 2 tahun sekali selalu berganti perusahaan dengan tenaga kerja yang sama dan perusahaan kembali memperkerjakan dengan sebuah catatan baik.
Semasa hidupnya, almarhum lebih suka berkebun, maka tidak heran dibelakang rumah tinggal mereka banyak terdapat tumbuhan salah satunya adalah tumbuhan pepaya. Hal yang paling di benci almarhum semasa hidup adalah, melihat orang yang suka menceritakan orang lain dan melihat orang yang tidak sholat.
“Dia (almarhum) paling marah kalau kita menceritakan orang,”ujar Saura sembari menunjuk foto keluarga yang terpasang didinding rumahnya.
Selama ini, almarhum juga dikenal selalu diminta sebagai Imam Masjid Baiturahim dan di Masjid Mukminin disekitar tempat tinggalnya. Bahkan setiap di tempatnya bekerja juga selalu menjadi imam sholat bersama rekan-rekan kerjanya.
Maka dengan kepergian almarhum untuk selamanya menghadap sang kuasa, banyak teman, tetangga dan terkhusus keluarga merasa kehilangan sosok orang yang selama ini bisa menjadi panutan.
Selamat jalan WR Makhfudz Furkhan, semoga Allah SWT menerima semua amal ibadah dan kebaikannya saat di dunia serta ditempat di surganya Allah SWT bersama orang-orang beriman lainnya. Dan keluarga yang ditinggalkan tetap tabah menerima kenyataan ini.
Direktur Utama PT KPI Taufik Adityawarman beserta tim manajemen PT KPI Kilang Dumai berikan dukungan moril bagi keluarga almarhum
PT KPI Berikan Dukungan Penuh
Kilang Pertamina Dumai menegaskan komitmennya untuk bertanggung jawab dan memberikan dukungan penuh bagi keluarga almarhum pekerja dalam kejadian di kilang.
Perusahaan memastikan bahwa penanganan dilakukan secara cepat, menyeluruh, serta mengedepankan aspek transparansi, keselamatan, dan kepedulian kemanusiaan.
Sejak hari pertama, penanganan kejadian dilakukan sesuai prosedur manajemen HSSE (Health, Safety, Security, Environment) yang berlaku. Tim investigasi khusus telah dibentuk untuk meninjau langsung lokasi, mengumpulkan data, melakukan wawancara, hingga menyusun analisis akar penyebab (root cause analysis).
Seluruh proses investigasi ini dilakukan bersama pihak eksternal, termasuk kepolisian dan instansi terkait, untuk menjamin obyektivitas serta transparansi.
Perusahaan juga telah melaporkan kejadian ini kepada Dinas Tenaga Kerja Provinsi Riau, Dinas Tenaga Kerja Kota Dumai, serta Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM sebagai bentuk kepatuhan terhadap regulasi sektor migas.
Namun, di balik seluruh proses teknis tersebut, perusahaan menempatkan aspek kemanusiaan sebagai prioritas utama.
“Bagi kami, keselamatan dan kesehatan kerja adalah prioritas utama. Setiap kejadian menjadi bahan evaluasi penting agar tidak terulang kembali di masa mendatang. Komitmen ini kami wujudkan melalui investigasi menyeluruh, penerapan tindak lanjut perbaikan, dan penguatan budaya K3 di semua lini. Di saat yang sama, perusahaan tetap hadir untuk memastikan hak-hak pekerja terlindungi, dan keluarga yang ditinggalkan memperoleh dukungan penuh,” tegas Agustiawan, Area Manager Communication, Relations, & CSR RU II Dumai.
Komitmen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Penerapan PDCA
Kilang Pertamina Dumai menegaskan komitmennya dalam menjaga keselamatan dan kesehatan kerja (K3) melalui penerapan sistem manajemen HSSE yang terintegrasi. Seluruh aspek operasional dijalankan berdasarkan prinsip Plan–Do–Check–Action (PDCA), sebuah siklus manajemen yang terbukti efektif dalam memastikan keselamatan kilang maupun pekerja. Dengan pola ini, seluruh kegiatan senantiasa melalui proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, serta tindak lanjut yang berkesinambungan.
Pada tahap perencanaan (Plan), Kilang Dumai berpedoman pada pengelolaan HSSE berbasis risiko yang mengacu pada regulasi nasional antara lain Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja serta PP No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan standar internasional seperti ISO 45001: 2018. Landasan ini memastikan bahwa sistem manajemen keselamatan yang dijalankan perusahaan telah memenuhi aturan standar nasional dan internasional.
Selanjutnya pada tahap pelaksanaan (Do), Kilang Dumai mengimplementasikan berbagai sistem keselamatan, di antaranya Corporate Life Saving Rules (CLSR) dan Proses Safety-Asset Integrity Management (PSAIM). Kedua sistem ini dirancang untuk melibatkan pekerja di seluruh tingkatan organisasi, sehingga kepedulian terhadap keselamatan benar-benar menjadi budaya kerja bersama.
Penguatan pelaksanaan tersebut juga didukung oleh Fungsi HSSE yang saat ini memiliki rasio pekerja yaitu 1 personel HSSE mendukung 11 pekerja serta didukung juga dengan Safety Man – Mitra Kerja HSSE. Kehadiran fungsi HSSE memastikan setiap pekerjaan senantiasa dalam pengawasan aspek K3, sehingga potensi bahaya dapat dicegah sejak dini. Perusahaan percaya bahwa investasi dalam tenaga pengawas keselamatan merupakan langkah penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman.
Tahap berikutnya adalah pemeriksaan (Check). Kilang Dumai secara konsisten melaksanakan audit internal maupun eksternal guna mengukur efektivitas penerapan sistem HSSE. Audit tersebut antara lain Audit SMK3 oleh Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker), Survey Budaya HSSE, hingga ISRS (International Sustainability Rating System). Hasil dari Audit SMK3 oleh Kemnaker bahkan menunjukkan capaian membanggakan, seperti nilai 96,39 persen dengan kategori Satisfactory, yang menegaskan tingkat kepatuhan tinggi terhadap standar keselamatan.
Setiap hasil audit kemudian ditindaklanjuti pada tahap Action, yakni perbaikan berkelanjutan agar sistem keselamatan selalu relevan dengan dinamika operasional. Kilang Dumai memastikan bahwa setiap temuan bukanlah akhir, melainkan titik awal untuk melakukan inovasi, penyempurnaan prosedur, serta peningkatan budaya kerja yang lebih aman di masa depan.
Komitmen ini juga tercermin dari berbagai penghargaan nasional dan internasional yang berhasil diraih. Kilang Pertamina RU II Dumai tidak hanya konsisten menerapkan siklus PDCA sebagai standar kepatuhan, tetapi juga melampauinya dengan torehan berbagai prestasi nasional maupun internasional yang membuktikan komitmen nyata perusahaan dalam menjadikan keselamatan sebagai budaya kerja unggulan.
Hingga tahun 2025, Kilang Dumai telah menerima 4 penghargaan internasional termasuk WISCA–WSO Award kategori Platinum, 19 penghargaan nasional seperti PROPER Emas, Zero Accident Award, dan Indonesia Safety Excellence Award, serta 8 penghargaan internal Pertamina termasuk HSSE Demoro Award. Menurut Area Manager Communication, Relations, & CSR RU II Dumai, Agustiawan,
“Capaian ini adalah bukti bahwa siklus PDCA bukan sekadar teori manajemen, melainkan bentuk nyata keseriusan perusahaan dalam menjadikan keselamatan sebagai prioritas utama” tutupnya.
Meski Kilang Pertamina Dumai telah menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berbasis Plan–Do–Check–Action (PDCA) serta meraih berbagai penghargaan nasional maupun internasional, pakar keselamatan menegaskan bahwa target “Zero Accident” secara mutlak adalah hal yang mustahil dicapai.
Menurut pengamat K3 dari World Safety Organization (WSO) Indonesia, Soehatman Ramli, secara teori tidak ada satu pun perusahaan di dunia yang benar-benar dapat menjamin nol kejadian sama sekali. (***)