
DUMAI (DUMAIPOSNEWS)— PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Kilang Dumai menunjukkan komitmen nyatanya dalam upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau, khususnya di wilayah Kabupaten Rohil (Rohil). Sebagai wujud nyata sinergi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya, Kilang Dumai menerjunkan tim personel pemadam yang terlatih serta sejumlah dukungan fasilitas pemadaman ke wilayah terdampak.
Area Manager Communication, Relations & CSR PT KPI Kilang Dumai, Agustiawan, menegaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk kontribusi aktif PT KPI Kilang Dumai dalam memperkuat respons tanggap darurat karhutla di Riau, serta melindungi masyarakat dan lingkungan sekitar dari potensi semakin meluasnya sebaran titik-titik api.
“Kami menerjunkan 11 personel pemadam dari Kilang Dumai dan Sungai Pakning, serta mengerahkan 2 tim medis untuk mendukung proses penanganan di lapangan. Langkah ini adalah bentuk sinergi nyata dan dukungan kami untuk memperkuat barisan pemadam di titik-titik api bersama personel pemadam dari unsur pemerintah daerah dan lintas sektor lainnya,” ujar Agustiawan, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/7).
Agustiawan menambahkan, aksi tanggap ini sejalan dengan komitmen Kilang Dumai dan Kilang Sungai Pakning dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan menempatkan aspek keselamatan sebagai prioritas utama dalam setiap aktivitas operasional. Selain itu, langkah ini menjadi wujud nyata kepedulian perusahaan dalam melindungi masyarakat dari risiko kesehatan akibat paparan asap karhutla, yang berpotensi menimbulkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) serta mengganggu aktivitas pendidikan dan roda perekonomian.
Selain mengerahkan sumber daya manusia, PT KPI Kilang Dumai juga membawa sejumlah fasilitas pemadaman, diantaranya 5 unit nozzle gambut (nozgam), 1 unit floating portable fire pump, dan 1 unit Auxiliary Fire Truck (AFT)-16. Seluruh peralatan ini dipersiapkan untuk meningkatkan efektivitas pemadaman, khususnya di kawasan lahan gambut yang umumnya sulit dijangkau dan rawan menyimpan bara api di bawah permukaan tanah.
Nozzle gambut atau nozgam sendiri merupakan inovasi teknologi pemadaman yang dikembangkan oleh para Perwira Kilang Pertamina Dumai dan Kilang Pertamina Sungai Pakning. Teknologi ini mampu mempercepat waktu pemadaman hingga tiga kali lebih cepat dibanding nozzle konvensional, serta secara signifikan menekan biaya operasional dalam proses penanggulangan karhutla. Inovasi dari Kilang Dumai ini juga telah mendapat pengakuan dari pemerintah melalui penghargaan Dharma Karya Muda 2021 yang diberikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia.
Manager HSSE PT KPI Kilang Dumai, Syahrial Okzani menjelaskan bahwa nozgam bekerja dengan cara menginjeksi air langsung ke dalam lapisan lahan gambut yang menyimpan bara api, sehingga terbukti efektif mengatasi api yang tersembunyi dan sulit dijangkau dengan cara konvensional.
“Nozgam mampu mengoptimalkan waktu pemadaman kebakaran, karena sumber aliran air di diambil di lokasi kebakaran dengan cara alat tersebut diinjeksikan ke dalam tanah gambut yang menyimpan bara api. Ini penting untuk menghadapi kebakaran lahan gambut yang sifatnya bukan hanya permukaan, tapi juga di bawah tanah,” tegasnya.
Ia menambahkan, hadirnya inovasi nozzle gambut yang dikembangkan oleh Kilang Dumai menjadi solusi atas tantangan pemadaman karhutla di lahan gambut, yang memiliki karakteristik kebakaran tidak hanya terjadi di permukaan (surface fire), tetapi juga di lapisan bawah tanah (underground fire).
“Kondisi ini berisiko tinggi menimbulkan kebakaran ulang (re-fire) apabila tidak ditangani secara menyeluruh hingga ke sumber bara di bawah permukaan secara tepat sasaran dan tuntas,” imbuhnya.
Sebagai bagian dari sinergi lintas sektor yang diinisiasi oleh pemerintah, PT KPI Kilang Dumai juga turut ambil bagian dalam Apel Kesiapsiagaan Karhutla Riau 2025 yang digelar di Lapangan Sepakbola Sungkai, Komplek Perkantoran PT PHR Rumbai, Pekanbaru, Kamis (24/7). Apel tersebut dipimpin Menteri Lingkungan Hidup (LH) RI, Hanif Faisol Nurofiq dan dihadiri Gubernur Riau Abdul Wahid, serta unsur TNI/Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta sejumlah perwakilan perusahaan lainnya yang beroperasi di Provinsi Riau.
Dalam arahannya, Menteri Hanif menegaskan pentingnya kolaborasi multisektor sebagai strategi utama untuk menghadapi ancaman karhutla, khususnya di kawasan gambut yang sulit dijangkau. Menurutnya, keterlibatan dunia usaha menjadi salah satu strategi kunci dalam percepatan pemadaman karhutla.
“Sinergi lintas sektor menunjukkan bahwa penanggulangan karhutla adalah tanggung jawab bersama. Mari kita kerahkan semua tenaga kita untuk melakukan penanganan kebakaran hutan dan lahan di Riau” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa periode Juli hingga awal Agustus merupakan fase paling krusial dalam siklus kebakaran gambut, sehingga dibutuhkan kesabaran dan ketekunan dalam proses pemadaman.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Riau Abdul Wahid juga turut menyampaikan apresiasinya atas dukungan dunia usaha di Provinsi Riau, termasuk PT KPI Kilang Dumai, dalam memperkuat upaya pemadaman. Ia menerangkan bahwa, terdapat sekitar 200 personel tambahan dari sektor dunia usaha telah diterjunkan ke titik api, terutama di Rokan Hulu dan Rokan Hilir yang menjadi wilayah paling terdampak.
Lebih lanjut, Gubri berharap agar kolaborasi lintas sektor terus mengalir dan semakin diperkuat hingga Riau benar-benar terbebas dari ancaman asap.
“Kalau belum padam dalam seminggu, kita tambah lagi. Kita tetap siaga, mudah-mudahan bantuan semua pihak termasuk dunia usaha bisa memadamkan dalam waktu seminggu ini. Karena masa-masa kritis kita ada di Juli sampai awal Agustus,” pungkasnya.(rio)