
DUMAIPOSNEWS.COM -Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan kunjungan silaturahmi ke Pondok Pesantren Nurul Azhar, Pekanbaru, Riau, dalam kegiatan bertajuk Sambang Petang, pada Sabtu (12/7). Dalam pertemuan tersebut, Kapolri bertemu dengan Ustadz Abdul Somad (UAS) dan pemikir nasional Rocky Gerung.
Dalam sambutannya, Kapolri menekankan pentingnya membangun sinergi antara ulama dan umara demi menjaga keutuhan bangsa serta mewujudkan Indonesia Emas 2045. Ia juga menegaskan kritik terhadap Polri sangat dibutuhkan demi perbaikan institusi.
“Kami ingin dikritik, dikoreksi, karena kami ingin institusi ini terus membaik,” kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam keterangannya, Minggu (13/7).
Ia mengajak semua pihak untuk merawat persatuan dalam keberagaman dan membangun persahabatan lintas perbedaan. “Keberagaman yang disatukan dalam Bhinneka Tunggal Ika adalah kekuatan bangsa kita,” ucapnya.
Lebih lanjut, Kapolri menyoroti pentingnya membangun persahabatan yang melintasi perbedaan. Ia mengingatkan, kekuatan bangsa Indonesia terletak pada semangat persatuan dalam keberagaman.
“Hari ini kami mendapatkan sahabat dan saudara baru. Musuh satu terlalu banyak, tapi teman seribu masih kurang. Maka pertemuan seperti ini sangat berharga untuk membangun ikatan hati demi negeri ini,” ujarnya.
Sementara, Ustadz Abdul Somad menyambut hangat kedatangan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Ia mengamini pentingnya menjaga persaudaraan di tengah perbedaan.
“Orang Indonesia kalau sudah bersaudara, kadang tak siap berbeda. Kalau sudah berbeda, enggak mau bersaudara. Tapi hari ini, kita buktikan bahwa kita bisa berbeda dan tetap bersaudara,” ucap UAS.
Bahkan, sejak kepulangannya dari Maroko pada 2008 silam, UAS pernah diminta mengisi pengajian di rumah dinas Kapolda Riau saat itu. Ia mengamini, hubungan baik tersebut terus berlanjut dengan para Kapolda berikutnya, hingga kini dengan Irjen Herry Heryawan.
“Besi bukan sembarang besi, besi yang dipakai untuk membelah kayu. Polisi bukan sembarang polisi, tapi polisi yang peduli kepada pohon kayu. Inilah dia Pak Herry,” ungkap UAS.
Lebih lanjut, UAS juga menekankan pentingnya menjaga persaudaraan meskipun terdapat perbedaan. Menurutnya, tantangan terbesar bangsa ini adalah ketidakmampuan sebagian orang untuk bersaudara dalam perbedaan.
“Orang Indonesia kalau sudah bersaudara, kadang tak siap berbeda. Kalau sudah berbeda, enggak mau bersaudara. Tapi hari ini, kita buktikan bahwa kita bisa berbeda dan tetap bersaudara,” urainya.
Dalam kesempatan yang sama, Rocky Gerung menyoroti dimensi etis dan filosofis dari pertemuan tersebut. Ia mengutip pernyataan Kapolri tentang pentingnya ‘merawat persahabatan dan menghormati perbedaan’ sebagai landasan kehidupan berbangsa.
“Persahabatan yang paling jujur adalah dalam perbedaan,” tutur Rocky.
Lebih lanjut, Rocky juga menyebut Riau sebagai wilayah yang kini dikenal sebagai laboratorium gagasan Green Policing, konsep pelestarian lingkungan berbasis institusi hukum yang tengah dikembangkan oleh Polda Riau.
“Kapolda tidak hanya menanam jagung, tapi juga menanam harapan. Dia menanam kaki-kaki anak muda Riau agar mereka bisa berlari menyongsong masa depan,” pungkasnya.(***)
Sumber: Jawapos.com