PELALAWAN (DUMAIPOSNEWS.COM) —- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Pelalawan menjadi sorotan, dimana sebuah insiden terjadi di SMK Negeri 1 Pangkalan Kerinci ketika seorang siswa menemukan ulat dalam satu porsi makanan MBG yang disajikan di sekolah tersebut.
Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (26/9). Seorang siswa kelas X menemukan ulat ketika hendak menyantap makanan yang baru dibagikan.
Temuan itu direkam dalam sebuah video berdurasi enam detik yang kemudian beredar di kalangan siswa.
Dalam video, terdengar suara pelajar yang berseru, “Oi coi ada ulatnya, mana coi, ini dia,” sambil memperlihatkan isi makanan yang dimaksud. Rekaman singkat ini menimbulkan reaksi beragam, terutama dari orang tua siswa yang merasa khawatir dengan kebersihan dan kualitas gizi makanan MBG.
Program makan gratis bergizi di sekolah kejuruan tersebut disalurkan oleh Yayasan Harapan Bunda. Dengan adanya kejadian tersebut, Ketua Yayasan Harapan Bunda dr Biran Afandi Yusriono MH angkat bicara dengan melakukan klarifikasi kejadian yang terjadi.
Demikian disampaikan Ketua Yayasan Harapan Bunda, dr. Biran Afandi Yusriono, MH kepada Dumaiposnews.com, Selasa (30/9).
Dikatakannya, bahwa dirinya membenarkan adanya temuan ulat pada salah satu porsi makanan. Menurutnya, kejadian itu terjadi bukan pada lauk atau nasi, melainkan pada buah jeruk yang turut disertakan dalam paket MBG.
“ Ya, ulat tersebut bukan terdapat pada lauk dan nasi, tapi terdapat pada buah yang ada di menu tersebut. Dari 3.981 penerima manfaat makanan bergizi gratis yang kita bagikan, hanya satu orang saja yang kedapatan adanya ulat, “terangnya
Biran juga mengatakan, bahwa hasil investigasi internal menunjukkan bahwa ulat yang ditemukan berasal dari buah yang terlalu masak tersebut, bukan dari olahan makanan utama.
” Saya sebagai Ketua yayasan menyampaikan agar masyarakat tidak perlu resah. Kami sudah melakukan pengecekan, dan dipastikan ulat berasal dari buah jeruk yang terlalu matang,” ujarnya.
Dirinya menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut dan berkomitmen untuk memperketat pengawasan dalam penyediaan makanan MBG.
“Kedepannya, tentu persoalan gizi dan kebersihan akan lebih diperhatikan, terutama dalam pemilihan buah segar agar hal seperti ini tidak terulang kembali,” jelasnua.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan gizi siswa sekaligus meringankan beban ekonomi orang tua. Yayasan Harapan Bunda menjadi salah satu lembaga yang dipercaya untuk menyalurkan makanan bergizi di sejumlah sekolah, termasuk SMK Negeri 1 Pangkalan Kerinci.
Meski secara umum program ini mendapat apresiasi dari masyarakat, insiden temuan ulat tersebut menimbulkan kekhawatiran terkait aspek pengawasan mutu. Sejumlah orang tua tidak usah cemas dan resah kejadian serupa tidak akan terulang lagi.
Hingga kini, pembagian MBG tetap berjalan seperti biasa. Pihak sekolah dan yayasan berjanji akan meningkatkan koordinasi agar makanan yang diterima siswa benar-benar layak konsumsi, sehat, dan bergizi sesuai tujuan program.(naz)