
PELALAWAN (DUMAIPOSNEWS.COM) – Abrasi sungai kampar menerjang empat desa yang ada di Kecamatan Pelalawan dan satu desa di Kecamatan Pangkalan Kerinci, Sabtu (5/7) lalu kemarin. Dengan ada bencana alam ini, sehingga membuat warga yang bermukim di sepanjang bibir sungai tersebut terdampak dan terancam.
Berdasarkan data yang dirangkum dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pelalawan, abrasi itu akibat terjangan ombak besar dalam beberapa hari belakangan ini. Tanah longsor yang terjadi menyebabkan sejumlah bangunan rumah warga dan fasilitas umum (fasum).
Demikian disampaikan Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pelalawan Zulfan SPi MPi kepada Dumaiposnews.com,Kamis (17/7)
Dikatakannya, bahwa dirinya membenarkan telah terjadi abrasi sungai kampar. Dengan kejadian tersebut, sejumlah banguna rumah yang tinggal di Daerah Aliran Sungai (DAS) mengalami kerusakan ringan dan parah.
” Ya, ada lima desa di Kabupaten Pelalawan yang terkena tanah longsor yakni Desa Ransang, Desa Sering, Desa Tolam, Desa Sungai Ara di Kecamatan Pelalawan dan Desa Kuala Terusan di Kecamatan Pangkalan Kerinci. Dalam bencana alam tersebut, tidak ada menimbulkan korban jiwa, “terangnya.
Zulfan juga mengatakan, bahwa kerusakan yang terjadi akibat abrasi yakni Desa Ransang seperti 4 unit rumah rusak berat, 30 unit rumah berpotensi rusak berat, 1 unit box culvery rusak 1 unit jalan desa rusak, 1 unit dermaga rusak dan 3 unit usaha walet rusak, Desa Sering seperti 7 unit rumah rusak berat, Desa Tolam seperti 4 unit rumah rusak berat, 3 unit walet rusak dan 1 unit jembatan rusak.
” Selanjutnya, Desa Sungai Ara seperti 1 unit rumah terdampak, serta yang terakhir Desa Kuala Terusan seperti 2 unit rumah terdampak. Warga di lima desa yang terkena dampak abrasi tersebut berjumlah lebih kurang 100 kepala keluarga (KK). Dalam bencana alam tersebut terdapat 9 orang bayi atau balita dan 2 orang lansia,”ujarnya.
Zulfan menambahkan, bahwa untuk masyarakat yang menjadi korban abrasi terpaksa mengungsi di rumah keluarga atau tetangga dan di tenda BPBD yang kita bangun. Dirinya menghimbau agar masyarakt lebih waspada terhadap kondisi tempat tinggal mereka. Terutama yg berada di seputarasn DAS. Karena dikuatirkan terkadi abrasi kembali.
” Menjaga anak-anak agar tidak bermain di pinggiran tebing apalagi yang sudah terjadi retakan tanah. Segera melaporkan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan ke aparat desa terdekat, pihak kecamatan atau ke BPBD Pelalawan, “tutupnya.(naz)